Berhenti Mengatakan Hal ini pada Pengidap Penyakit Mental

Stigma terhadap pengidap penyakit mental masih terjadi sampai saat ini, salah satunya di Indonesia di mana kebanyakan masyarakat masih buta mengenai penyakit mental itu sendiri. Alhasil, para pengidap penyakit mental malah dijauhi sehingga mereka terlambat mendapatkan pertolongan. Meski begitu, kita bisa meringankan beban mereka dengan bersikap baik, salah satunya dengan menjaga perkataan. Yuk, berhenti mengatakan hal-hal ini pada mereka!


1. "Kamu cari perhatian, ya?"    
Para pengidap penyakit mental tidak mencari perhatian, ya! Ketika seorang teman menceritakan mengenai penyakit mentalnya kepada Anda, artinya Anda menjadi orang yang paling dipercayanya. Kedua, ia berusaha mendapatkan pertolongan dari orang terdekat. Jangan sampai kepercayaannya pada Anda disia-siakan sehingga pada akhirnya ia enggan mencari bantuan.

2. "Sepertinya itu terjadi karena kamu jauh dari Tuhan."
Banyak orang mendapatkan stigma ini. Malah, di antara mereka juga sering dicap "kurang beriman". Padahal, penyakit mental sama nyatanya dengan penyakit fisik. Salah satu penyebabnya adalah ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.  Banyak seseorang yang religus juga mengalami penyakit mental, lho! Jika sudah begitu, apa Anda akan tetap mengatakan hal itu?

3. "Berhenti mengeluh, orang lain ditimpa ujian yang lebih berat!"  
Mengeluh adalah hal yang wajar, lho! Sama halnya dengan curhat, mengeluh adalah salah satu upaya untuk meredakan ketegangan psikologis. Lagi pula, setiap orang pasti memiliki suatu titik di mana ia merasa tidak mampu menjalani kehidupannya. Hal itu wajar karena tidak ada manusia yang sempurna. Jadi, jika suatu saat salah satu teman Anda mengeluh, lebih baik beri dukungan yang positif.

4. "Jangan terlalu dipikirkan."
Mungkin hal ini banyak dikatakan oleh orang-orang dengan maksud memberi dukungan. Namun, perkataan tersebut malah menjadi "peluru" bagi pengidap penyakit mental. Pasalnya, menyuruh seseorang untuk jangan terlalu memikirkan penyakit mentalnya hanya akan membuat ia enggan untuk mencari pertolongan pada orang-orang terdekat. Sehingga, mereka akan merasa bingung ke mana harus mencari pertolongan maupun dukungan.

5. "Bunuh diri? Ingat, itu dosa dan kamu akan masuk neraka!"
Hal ini juga mungkin banyak dikatakan oleh orang-orang dengan maksud menyadarkan pengidap penyakit mental. Namun, pengidap penyakit mental seperti pengidap depresi, bipolar, skizofrenia, dan borderline personality disorder memang rentan melakukan bunuh diri. Pasalnya, pemikiran bunuh diri mereka terjadi karena hal kompleks dan tidak bisa diselesaikan dengan perkataan tersebut. Keinginan mereka untuk melakukan bunuh diri bisa terjadi karena mood yang menurun drastis--yang terjadi karena faktor fisiologis di otak.

6. "Mungkin kamu hanya berlebihan menanggapi hal ini."
Jangan salah sangka, ya. Respons terhadap masa-masa "kambuh" para pengidap penyakit mental tidak berlebihan. Mereka sudah berupaya sebisa mungkin untuk menahan hal-hal yang dialami ketika kambuh, seperti pengidap social anxiety yang berusaha tetap tampil ke depan meskipun ia merasa nyaris pingsan, atau penderita depresi yang sebisa mungkin menahan keinginannya untuk bunuh diri.

7. "Berhenti berpikir negatif!"
Mengatakan hal ini juga sama sekali tidak membantu. Hal-hal tidak rasional yang terjadi pada pengidap penyakit mental tidak melulu karena pemikiran negatif. Seperti mood yang turun drastis yang terjadi pada pengidap depresi--hal itu bisa saja terjadi karena ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.

Setelah mengetahui hal yang sebaiknya tidak dikatakan pada pengidap penyakit mental, mulai sekarang yuk jaga lisan kita! Mari menjadi pendengar sekaligus supporter yang baik bagi mereka. Mari mulai berempati, sebab kita tidak akan pernah merasakan betapa sulitnya perjuangan para pengidap penyakit mental untuk survive. Cara terbaik adalah dengarkan atau bahkan peluk mereka, dan katakan bahwa Anda ada untuk mereka. Sebisa mungkin ajak mereka untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas bersama Anda. Hal itu sangat membantu proses kepulihan mereka, lho!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penting: Caregiver Harus Selalu Ada Ketika Bayi Menangis

Hentikan: Self-Harm Berujung Self-Reward!